Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, (31 Mei 2025) - Dalam menjawab tantangan zaman di era digital, maka Mahasiswa Angkatan 2021 dari Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya menggelar acara Seminar Nasional PPKn Tahun 2025 yang bertajuk “Etika Gen Z Bermedia Sosial dalam Berdemokrasi”. Kegiatan ini yang berlangsung meriah di Graha Hasta Brata Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ini berhasil menyita perhatian bahkan ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, guru, hingga masyarakat umum secara luas.

Acara yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini dibuka secara resmi oleh Ketua PGRI Jawa Timur, Dr. Djoko Adi Waluyo, S.T., M.M., DBA., yang juga memberikan keynote speech sarat makna. Dalam pidatonya, beliau yang menekankan bahwa demokrasi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari dinamika media sosial, terutama karena peran dominan Generasi Z dalam ruang digital itu sendiri. “Era of abundance bukan hanya soal akses informasi yang luas, tetapi juga tantangan baru dalam menjaga etika dan kualitas demokrasi digital. Di sinilah seminar ini hadir sebagai ruang reflektif dan edukatif bagi para Gen Z untuk mengelola kelimpahan tersebut dengan bijak,” tegasnya.

Seminar ini menghadirkan tiga pemateri yang sangat berkompeten. Dr. Meithiana Indrasari, S.T., M.M., akademisi dan aktivis digital dari ADRI Jawa Timur. Dalam presentasinya yang berjudul “Etika Digital Gen Z Menjaga Demokrasi di Era Media Sosial”, beliau mengurai dilema-dilema etis yang dihadapi Gen Z, seperti disinformasi, ujaran kebencian, doxing, dan budaya cancel culture. Beliau yang menjelaskan bahwa berdasarkan teori Digital Citizenship (Ribble, 2011), partisipasi demokratis yang sehat harus dilandasi oleh literasi digital, tanggung jawab, dan kesadaran etika. “Berita bukan hanya soal kebenaran saja, tapi soal keadilan sosial. Jika Gen Z ingin mengubah dunia melalui internet, maka etika adalah kuncinya,” ujarnya.

Sesi dilanjutkan oleh Dr. Suko Widodo, Drs., M.Si., pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga, yang memberikan materi dengan sorotan tajam pada realitas Gen Z di media sosial. Beliau yang memaparkan bahwa sekitar 91% Gen Z menilai media sosial sangat memengaruhi keterlibatan politik mereka, tetapi ironisnya masih banyak dari mereka yang terjebak dalam konten dangkal dan hoaks. “Gen Z punya potensi besar sebagai penggerak demokrasi digital. Namun, partisipasi tanpa pemahaman yang kuat justru rawan disalahgunakan. Sehingga kita harus memberikan ruang diskusi yang sehat sekaligus mendorong konten-konten yang lebih mencerdaskan,” paparnya.

Adapun pemaparan dari Dr. Suhari, S.H., M.Si., dosen PPKn Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, yang menutup sesi penyampaian materi dengan penekanan pada peran pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai kewargaan digital. Beliau yang menyampaikan bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan untuk mengadopsi pendekatan partisipatif melalui simulasi demokrasi digital di kelas. “Pendidikan tidak boleh gagap teknologi. Kita harus ajarkan siswa untuk kritis di media sosial dengan data-data faktual, bukan dengan amarah,” katanya.

Ketua pelaksana kegiatan, Rheyna Arditiya Putri, yang menyampaikan rasa syukurnya atas kesuksesan seminar ini. Dalam wawancaranya, ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini bukan hanya praktik proyek mata kuliah semata, tetapi juga bentuk kepedulian mahasiswa PPKn khususnya angkatan 2021 terhadap fenomena degradasi etika digital yang terjadi sekarang ini. “Kami ingin mahasiswa PPKn ini tidak hanya cakap teori kewarganegaraan saja, tetapi juga mampu menjawab isu-isu kebangsaan kontemporer. Hal ini adalah bentuk dari pengabdian kami untuk mencerdaskan ruang digital Indonesia melalui kegiatan seminar ini,” ujarnya.

Peserta seminar, Meishin Nabilah, mahasiswa angkatan 2023, menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan ini. “Saya menjadi lebih sadar bahwa bersuara di media sosial tidak cukup hanya dengan niat baik, tapi harus dibekali etika, empati, dan literasi. Seminar ini membuka mata saya untuk menjadi lebih kritis, bukan hanya partisipatif,” ucapnya antusias.

Selain sesi seminar, panitia juga menyediakan fasilitas lengkap, seperti e-sertifikat, materi digital, konsumsi, dan berbagai doorprize yang menarik. Interaksi peserta dengan pemateri berlangsung kritis tetapi menyenangkan, mencerminkan tingginya minat terhadap topik yang diangkat. Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari beberapa kalangan dosen dan salah satunya dosen pembimbing mata kuliah Seminar Nasional PPKn yang menilai bahwa mahasiswa PPKn angkatan 2021 ini telah berhasil dalam menyelenggarakan sebuah kegiatan ilmiah yang kontekstual dan berdaya transformasi.

Seminar nasional ini yang membuktikan bahwa melalui mahasiswa, khususnya dari ranah ilmu kewarganegaraan, mampu untuk tampil sebagai pelopor literasi digital dan etika demokrasi. Di tengah era disrupsi informasi dan polarisasi opini publik, suara dan aksi Gen Z menjadi penentu arah demokrasi di masa yang akan datang, serta semua itu dimulai dari ruang kelas, diskusi, dan forum-forum ilmiah seperti kegiatan ini.