34ºc, Sunny
Halo... Berita hari ini 22-May-2025 10:49:14
Program Studi Teknik Perminyakan (TP) Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 (UP45) menggandeng IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia) menggelar Forum Group Discussion (FGD) beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut juga melibatkan mahasiswa TP UP45 yang tergabung dalam kepengurusan IATMI SM UP45. FGD diselenggarakan di Kampus Universitas Proklamasi 45 bertemakan Pengembangan Migas Indonesia yang Inovatif, Berkelanjutan, dan Berdaya Saing Global.
Prodi TP menghadirkan narasumber utama Muhammad Iksan Kiat, B.Eng., M.Eng., M.Sc., Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Peningkatan Produksi Manajemen Risiko dan Percepatan Investasi Industri Migas. FGD berlangsung seru dengan diskusi dan tanya jawab secara mendalam dari seluruh peserta. M. Iksan Kiat didampingi narasumber pendamping Wira Widyawidura, S.Si., M.Eng., Dosen Tetap Prodi Teknik Lingkungan UP45 dan Kepala LPPM UP45. FGD dipandu moderator Lia Yunita, S.T., M.Pd., M.T., Dosen Tetap Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Proklamasi 45 yang sekaligus sebagai Ketua Program Studi TP UP45. Selain melibatkan dosen dan mahasiswa Prodi TP, FGD juga dihadiri Rektor Universitas Proklamasi 45, Dr. Benedictus Renny See, S.H., S.E., M.H., yang didampingi Wakil Rektor ADK Dr. Nuralam, S.E., M.Si., Wakil Rektor PDK Dr. Andriya Risdwiyanto, S.E., M.Si., dan Dekan Fakultas Teknik Dr. Sugeng Riyono, M.Phil.
FGD ini membahas teknologi dan teknik yang digunakan dalam upaya peningkatan produksi minyak dan gas dengan menggunakan metode Improved Oil Recovery (IOR) melalui Side Tracking, Hydroulic Fracturing, dan Water Flooding. Selain itu, metode Enhanced Oil Recovery (EOR) digunakan melalui steam injection, polymer flooding, huff and puff, dan CO2 flooding. Berdasarkan data US Energy Information Administration, potensi kandungan minyak Indonesia dari Shale Oil pada tahun 2015 mencapai 234 Billion Bbl dan potensi kandungan gas dari Shale Gas sebesar 303 TCF.
Tantangan dalam perjuangan meningkatkan produksi migas adalah teknologi, sumber daya manusia, geopolitik, infrastruktur, dan Health, Safety, and Environment (HSE). Teknologi migas Indonesia masih tertinggal dari negara lain karena beberapa faktor, antara lain adanya ketergantungan pada teknologi asing, regulasi yang belum optimal, dan kurang optimalnya investasi di sektor hulu migas. M. Iksan Kita menambahkan elaborasi yang meliputi:
Dalam kesimpulannya, M. Iksan Kiat menekankan bahwa para pejuang muda di sektor migas yang didominasi oleh Generasi Z diharapkan mampu menjadi generasi perintis, bukan pewaris, dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi untuk mengembangkan migas Indonesia yang inovatif, berkelanjutan, dan berdaya saing global.