34ºc, Sunny
Halo... Berita hari ini 02-Sep-2025 11:32:44
Malang, 22 Juli 2025 – Dalam rangka memperkuat kontribusi akademisi terhadap pemberdayaan ekonomi lokal, tim dosen dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang melaksanakan penelitian strategis yang berfokus pada pengembangan agribisnis UMKM perajin dupa di Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Penelitian ini menjadi bagian dari skema hibah internal UNITRI tahun 2025 dan menyoroti bagaimana sektor UMKM yang berbasis kearifan lokal dapat dioptimalkan melalui strategi yang tepat untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.
UMKM dupa Dalisodo telah beroperasi lebih dari 15 tahun dan dikenal sebagai sentra produksi dupa setengah jadi yang memasok kebutuhan di Pulau Bali dan Lombok. Dengan pasar yang relatif stabil, terutama karena permintaan dari kedua pulau tersebut, usaha ini dinilai memiliki potensi ekonomi yang besar. Tim peneliti yang diketuai oleh Tirta Yoga, S.P., M.P., bersama anggota tim Ninin Khairunnisa, S.P., M.P., menilai bahwa kualitas produk dan kesinambungan pasar merupakan dua kekuatan utama yang layak dikembangkan lebih lanjut.
Menurut Tirta Yoga, Desa Dalisodo telah berkembang menjadi salah satu pusat produksi dupa yang signifikan di Kabupaten Malang. Ia menilai bahwa keberadaan perajin dupa di desa ini tidak hanya memiliki nilai ekonomi lokal, tetapi juga potensi ekspor yang menjanjikan.
"Perajin dupa di Desa Dalisodo adalah pelaku utama dalam rantai produksi dupa di kawasan ini. Mereka telah memiliki jaringan distribusi tetap dan kemampuan produksi yang stabil. Jika dikelola dengan strategi yang tepat, produk ini dapat dipromosikan sebagai komoditas ekspor berbasis budaya lokal,” ujar Yoga.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini mengkaji sejumlah aspek penting, mulai dari rantai pasok bahan baku, proses produksi, hingga strategi pemasaran. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perajin adalah ketergantungan terhadap bahan baku impor seperti stik dupa dari Tiongkok, yang membuat biaya produksi tidak stabil dan proses produksi rentan terganggu. Selain itu, pengeringan dupa yang masih mengandalkan sinar matahari juga menjadi kendala saat musim hujan, sehingga produksi tidak berjalan maksimal. Di sisi lain, proses pembukuan keuangan yang masih dilakukan secara manual menjadi hambatan dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih akurat dan efisien.
Melalui pendekatan analisis SWOT dan metode perencanaan strategis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), tim peneliti menyusun sejumlah rekomendasi untuk pengembangan UMKM dupa ini. Salah satu strategi yang dianggap paling mendesak adalah peningkatan kualitas produk untuk memperluas pangsa pasar, baik di tingkat lokal maupun ekspor. Selain itu, pentingnya kolaborasi antar-perajin juga menjadi sorotan utama, mengingat ekosistem produksi di Dalisodo didasarkan pada semangat kebersamaan dan saling bantu dalam menghadapi keterbatasan bahan baku maupun kendala operasional.
Ninin Khairunnisa menjelaskan bahwa produk dupa dari Dalisodo tidak hanya memiliki nilai jual, tetapi juga nilai budaya yang kuat. Menurutnya, strategi pengembangan tidak boleh hanya fokus pada peningkatan volume produksi, melainkan juga pada penguatan merek lokal dan inovasi kemasan agar produk memiliki identitas yang kuat di pasar.
“Dengan membangun branding yang mengangkat keunikan dan kearifan lokal, serta memperbaiki tampilan produk, dupa Dalisodo dapat bersaing dengan produk serupa dari negara lain. Bahkan, potensinya cukup besar untuk menembus pasar ekspor, terutama ke negara-negara yang menghargai produk spiritual dan aromaterapi,” ungkap Ninin.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penyusunan kebijakan pengembangan UMKM berbasis potensi lokal, baik oleh pemerintah daerah, lembaga keuangan, maupun institusi pendamping UMKM. Selain memberikan rekomendasi praktis untuk perajin dupa, hasil penelitian juga membuka ruang kolaborasi antara dunia akademik dan pelaku usaha untuk membangun model pemberdayaan UMKM yang berkelanjutan.
Dengan penguatan kapasitas produksi, adopsi teknologi sederhana seperti mesin pengering, pembukuan digital, serta dukungan dari pemangku kebijakan, UMKM dupa Dalisodo berpeluang menjadi ikon agribisnis unggulan dari Kabupaten Malang yang siap bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
Wawancara bersama Perajin Dupa Dalisodo
Perajin Dupa Dalisodo, Kabupaten Malang