34ºc, Sunny
Halo... Berita hari ini 14-Mar-2025 2:31:42
Jakarta, 11 Februari 2025 – STIE Kasih Bangsa sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Inkubasi Bisnis & Investasi bertajuk “Startup Gugur di Usia Balita?” secara daring melalui platform Zoom. Seminar ini mendapat dukungan dari Asosiasi Pengelola Jurnal Indonesia (APJI), Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen (LPKD), Asosiasi Riset Ilmu Manajemen, Kewirausahaan, dan Bisnis Indonesia (ARIMBI), serta Beritakampusku. Acara ini bertujuan untuk membahas penyebab banyak startup gagal dalam usia dini serta strategi untuk bertahan dan berkembang di era digital.
Seminar ini dipandu oleh Sri Utami Nurhasanah, S.Pd. sebagai moderator. Sementara itu, keynote speaker dalam acara ini adalah Ruslaini, S.E., M.M. (CiQAR, STIE Kasih Bangsa), yang menyoroti pentingnya inovasi, manajemen keuangan, dan strategi investasi dalam menjaga keberlanjutan startup.
Sebagai narasumber pertama, Iqbal Luthfillah, S.Kom., M.T., dari PT Alfahuma Rekayasa Teknologi, memberikan berbagai strategi yang dapat diterapkan oleh startup agar mampu bertahan dalam persaingan ketat. Menurutnya, startup harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, terutama dalam menghadapi perubahan tren teknologi dan pasar.
Salah satu strategi yang disampaikan adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi dalam operasional bisnis. Dengan menggunakan teknologi ini, startup dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, serta memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Iqbal juga menekankan pentingnya pengelolaan data berbasis analitik untuk memahami perilaku konsumen dan mengoptimalkan strategi pemasaran.
Selain itu, startup harus memiliki model bisnis yang berkelanjutan, bukan hanya mengandalkan dana investor tanpa perencanaan jangka panjang. Banyak startup gagal karena terlalu bergantung pada pendanaan eksternal tanpa strategi monetisasi yang jelas. Ia juga menyarankan agar startup memanfaatkan jaringan dan kolaborasi dengan ekosistem bisnis yang lebih luas, termasuk inkubator bisnis, komunitas startup, dan program akselerasi.
Sebagai narasumber kedua, Novaldi N.R.P., S.AB., M.M., Co-Founder DSG dan Cybersecurity Consultant, menjelaskan beberapa faktor utama yang menyebabkan banyak startup tidak mampu bertahan dalam lima tahun pertama. Salah satu penyebab terbesar adalah kurangnya validasi pasar sebelum produk diluncurkan. Banyak pendiri startup terlalu fokus pada inovasi teknis tanpa memahami kebutuhan pengguna, sehingga produk yang dikembangkan tidak memiliki pasar yang cukup besar.
Selain itu, kesalahan dalam manajemen keuangan juga menjadi faktor utama kegagalan. Startup sering kali terlalu agresif dalam pengeluaran, baik untuk pemasaran maupun ekspansi yang terlalu cepat, tanpa mempertimbangkan keberlanjutan pendapatan. Novaldi juga menyoroti pentingnya keamanan digital, karena ancaman serangan siber dapat berdampak besar terhadap kepercayaan pelanggan dan kelangsungan bisnis.
Ia juga mengungkap bahwa kesalahan dalam membangun tim sering kali menjadi hambatan besar. Banyak startup mengalami konflik internal karena kurangnya koordinasi dan perbedaan visi antara para pendiri. Oleh karena itu, kepemimpinan yang kuat dan strategi rekrutmen yang tepat sejak awal sangat diperlukan untuk memastikan keberlangsungan bisnis.
Melalui seminar ini, para peserta mendapatkan wawasan mendalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh startup serta strategi yang bisa diterapkan agar bisnis dapat bertahan dan berkembang. Para pembicara sepakat bahwa keberhasilan sebuah startup tidak hanya bergantung pada inovasi produk, tetapi juga pada manajemen keuangan yang baik, strategi pemasaran yang tepat, serta kesiapan dalam menghadapi tantangan teknologi dan pasar.
Dengan dukungan dari APJI, LPKD, ARIMBI, dan Beritakampusku, seminar yang diselenggarakan oleh STIE Kasih Bangsa ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta solusi konkret bagi para pengusaha muda dalam menghadapi tantangan dunia startup yang semakin kompetitif. Kehadiran para pakar bisnis dan teknologi diharapkan mampu memberikan inspirasi serta strategi yang dapat diterapkan dalam membangun bisnis yang lebih kuat dan berdaya saing di era digital.