34ºc, Sunny
Halo... Berita hari ini 19-Jul-2025 8:40:29
SUKOHARJO - Komitmen Universitas Sugeng Hartono (USH) untuk menjadi kampus adaptif di era digital diwujudkan melalui berbagai langkah konkret. Salah satunya melalui kegiatan kuliah praktisi yang diselenggarakan Program Studi Informatika, dengan menghadirkan praktisi dari rumah sakit rujukan nasional.
Acara berlangsung pada Kamis pagi (26/6) di Auditorium USH Sukoharjo dan menghadirkan Dini Bagus Prasetyo, S.Kom., Kepala Instalasi Sistem Informasi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari tiga program studi yaitu Informatika, Gizi, dan Bisnis Digital. Mereka mendapatkan wawasan langsung dari dunia kerja, terutama di sektor teknologi informasi kesehatan.
Rektor USH, Assoc. Prof. Jacob Febryadi Nithanel Dethan, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D., dalam sambutan pembukaannya menekankan pentingnya kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan industri.
“Portofolio jauh lebih penting dari sekadar nilai. Mahasiswa harus aktif membangun rekam jejak kompetensi selama kuliah. Belajar dari dosen dan praktisi akan menjadi bekal yang nyata di dunia kerja,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa karakter kampus adaptif tak hanya ditentukan oleh teknologi yang digunakan, tapi juga oleh pola pikir terbuka dan kolaboratif antar civitas akademika.
Sementara itu, narasumber utama, Dini Bagus Prasetyo, membagikan pengalamannya dalam memimpin transformasi digital di lingkungan rumah sakit.
“Dulu rumah sakit sering dianggap lambat. Tapi sekarang, digitalisasi mengubah semuanya. Antrian pasien bisa lebih cepat, layanan lebih terarah, dan data lebih akurat,” jelasnya.
Dini juga mengajak mahasiswa untuk tidak ragu mengambil peran di bidang teknologi kesehatan. Menurutnya, masa depan dunia medis akan ditentukan oleh kemajuan sistem informasi yang terintegrasi.
“Kami sedang mempersiapkan sistem berbasis AI, IoT, dan keamanan data untuk menyambut era Healthcare 5.0. Layanan medis ke depan akan semakin personal, dan teknologi adalah kuncinya,” tambahnya.
Kuliah praktisi ini bukan hanya sesi berbagi pengalaman, tetapi juga ruang diskusi yang membangun. Mahasiswa aktif bertanya tentang sistem antrian digital, integrasi data pasien, hingga peluang karier di bidang health tech.
Dosen USH, Muhammad Anwar Fauzi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari visi Prodi dalam menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri.
“Kampus tidak bisa berjalan sendiri. Kami harus membangun jembatan ke dunia nyata agar mahasiswa siap bersaing dan berkontribusi setelah lulus,” ungkapnya.
Dengan terus membuka ruang kolaborasi antara kampus dan praktisi, USH menunjukkan komitmennya sebagai perguruan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap perubahan zaman.***